Senin, 02 Mei 2016

Ayah



Keegoisanku


Pagi kemalam, malam ke pagi terus bergulir, terus berjalan, terus berdetak bagaikan jantung yang sedang memompa dan bagaikan nafas yang tetap bekerja demi kelangsungan kehidupan. Kerja keras yang tak kenal lelah, kerja keras yang tanpa harus di kembalikan, kerja keras yang penuh dengan cerita serta pengalaman..
Ini kisah, yang mungkin sebagian kecil anak-anak tidak sadar akan kerja keras dan pengorbanan seorang ayah yang menghidupi istri anak serta dirinya. Tak usah membicarakan orang lain inilah awal kisah saya. Dari kecil hingga saya saat ini mungkin di bilang anak remaja atau anak dewasa yang patut di sebut tamun tidak patut juga di sandang oleh saya, karena sikap kekanak-kanakkan saya yang mungkin masih melekat dan belum bisa untuk sedikit dewasa, hari itu entah hari apa, tepat nya malam hari saya akan melaksanakan kegiatan keluar kota namun tidak ada biaya buat iuran, karena keegoisan saya yang hanya mementingkan keperluan saya sendiri, saya mengetik pesan kepada beliau “ pah, bisa kirim uang ? soalnya besok saya harus ke jakarta”  tanya ku kepadanya. Jawab ayah, “maaf, nak, ayah tidak punya, maafkan ayah!”. Dari situ saya merasa kesal campur kecewa, tapi beberapa saat hati saya merasakan betapa durhakanya betapa egois nya betapa aku dosa merasakan kekecewaan yang seharusnya tidak begitu. Saya berfikir, maafkan saya pah tidak bermaksud untuk memaksakan, dan akhirnya acara keluar kota pun di batalkan, karena untuk apa mengikuti kegiatan tersebut jika hati saya, dan hati ayah merasakan kesakitan. Mungkin hati ayah bisa menutupi dengan senyumannya tapi yakin di hati nya pasti menyimpan suatu perasaan yang amat sayang yang amat ingin membahagiakan dan memenuhi  kebutuhan anaknya.
Begitu egoisnya saya, tanpa memikirksn kondisi ayah yang pada saat itu ia sedang bekerja shift malam, dan mungki belum beristirahat sama sekali.
Mohon maaf atas segala keegoisan anakmu ini, mohon maaf atas kata-kata yang tidak seharusnya aku lontarkan kepadamu, dan mohon maaf hanya bisa meminta maaf lewat tulisan ini, karena dengan langsung mungkin kegengsiaan yang besar menyelimuti saya sampai tidak bisa mengutarakan permohonan maaf secara langsung. Ayah yang setiap harinya banting tulang mengidupi keluarga ini . terimakasih ayah you are my everything. Love U  :-)

Catatan Ku



Kasih Seorang Ibu

Saya seorang wanita yang belum menikah, melainkan seorang wanita yang masih single dan menuntut ilmu di salah satu universitas di Bandung saya terlahir dari seorang ibu asli sunda. Awal cerita saya seperti ini, kelulusan SMA telah di umumkan dan perjalanan saya masih bingung entah harus kemana, tidak memikirka ingin kuliah akan tetapi dalam benak saya ingin bekerja,bekerja, dan bekerja untuk mendapatkan uang setidaknya dapat memeberi kan sedikit rezeki hasil kerringat saya sendiri kepada orang tua.
Selang beberapa minggu libur telah tiba dan entah harus apa yang harus saya lakukan, bingung dan hanya diam saja dirumah. Pada saat itu saya jatuh sakit karena adanya gangguan dalam tenggorokan saya yang dapat menghambat segalanya. Makan sakit minum perih dan berbicara pun enggan.
Pada suatu hari ibu datang dari Pangandaran ke Cikalongwetan tepatnya ke Cileunca, bukan untuk menjenguk karena tidak tahu anaknya sedang sakit, melainkan untuk mengajak saya ke Bandung untuk pendaftaran Kuliah.
Ibu, ya beliau lah wanita yang melahirkan saya, melahirkan anak yang mungkin ia harpkan untuk menjadi sholehah namun kenyataannya jauh dari kata itu, maafkan aku ibu, aku hanya anak yang pembangkang, tersirat dalam benakku seperti itu. Betapa Rindu nya aku kepada Ibu.
Awal pembicaraan kita tepat di ruang tamu, ibu menjelaskan rincian semuanya, pertama saya menolak untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, namun saya berfikir kenapa tidak, ibu sudah susah payah, cape, dan “ngajugjug” dari Pangandaran demi seorang anaknya yang ingin melihat anaknya sukses. Hanya ada waktu dua hari saya di rumah, lepas dua hari saya ke Bandung dan itu adalah awal bulan puasa, saya di antar ibu untuk melakukan kegiatan Bimtes sebelum tes mandiri yang sesungguhnya. Tepat 3 hari saya menginap di salah satu ponpes di Cibiru hilir. Tibalah saatnya Tes Jalur Mandiri untuk masuk perguruan di UIN, ya seperti itu ibu pasti ada di belakang saya, ibu yang mengantar saya kesana kemari dan menunggu saya sampai beres tes, hari pertama,hari kedua, hingga hari ketiga saya di temaninya hingga Ashar.
Singkat cerita, tes pun telah berakhir dan kini hasil pengumuman pun telah ada, Alhamdulillah saya lulu, ketika saya melihat tulisan itu di handphone karena via web pengumumannya. Entah perasaan apa ini senang, atau kecewa kah saya lulus tapi saya alhamdulillah. Saya mengabari ibu kembali dan ibu pun sangat amat senang dengan apa yang saya usahakan karena inilah kemauan ibu, ibu ingin saya melanjutkan di universitas inin, yang ingin melihat saya menjadi sosok wanita yang berbudi pekerti luhur berakidah sopan santun serta taat pada orangtua, agama, dan nusa bangsa nya.
Tanggal pengembalian berkas pun datang, entah tanggal berapa itu saya kembali lagi ke Kampus dan disitulah saya mengembalikkan berkas serta memilih mau masuk jurusan apakah saya dan tentunya saya kebingungan karena dalam benak saya, hanyalah kerja. Kini ibu yang menentukan, ibu memilihkan saya jurusan yang berbasic islam banget yaitu suatu jurusan yang ada penyiarannya tentunya penyiaran islam. Ibu,ibu,ibu, kasih sayangnya yang tak gentar oleh apapun yang ingin melihat anaknya lebih baik dari nya, yang ingin melihat anaknya di hargai oleh orang lain, dan ingin melihat anaknya Bahagia. Hingga saat ini saya duduk di bangku perkuliahan atas kerja keras beliau.
Jadi, sayangi setiap ibu, hargai setiap kerja kerasnya, dan berdoa lah kepada-Nya untuk memberikan kesehatan selalu untuk ibu dimanapun yang masih ada. Dan berikanlah kiriman Do’a untuk ia tenang di alam sana dan di dekatkan serta di lapangkan kuburnya untuk ibu dimanapun yang sudah tiada.
Salam Rindu, anakmu...


catatan ku

Rezeki-Nya
Saya adalah seorang wanita yang mungkin jauh dari kata sempurna bahkan dari kata sholehah, namun saya belajar dan terus belajar bagaimana ingin menjadi sosok wanita yang baik di mata Allah, orangtua, bahkan kerabat. Awal cerita saya seperti ini, dalam hal religi mungkin dibilang tidak sepenuhnya paham namun sedikit-sedikit mengerti, kini saya menduduki bangku kuliah pada semester 4 dan berjurusan komunukasi berbasic islam, jelas islam karena universitasnya pun mencantumkan nama islam. Hari ke hari di lewati, tidak sepenuhnya saya menjalankan perintah Allah dengan sungguh-sungguh, mungkin banyak berbagai faktor yang mempengaruhi saya menjadikan malas dalam beribadah, kemungkinan faktor tersebut muncul mungkin karena dengan adanya pengaruh teman yang sama-sama cuek akan hal beribadah, dan faktor lingkungan yang tidak memungkinkan dan faktor yang sangat jahat yaitu melawan musuh “kemalasan”.
Pada suatu hari saya, mengalami stres yang tiada tara, disitu saya berfikir mungkin ini ujian dari Allah Swt yang ingin menguji saya karena saya lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang hambanya. Sakit hati memang, bingung bahkan gelisah serta pikiran dan beban yang kini ada di benak. Dari situ saya berfikir “oh Tuhan ini kah ujian darimu, salah aoakah hamba kini hamba merasakan kesakitan yang amat sangat sulit untuk hamba jelaskan”. Di hari itu pada suatu malam, entah malam apa saya di temani teman, dan untungnya ada teman, saya histeris menangis dan menjerit serta peregangan pada otot saya menjadikan keram di sekitar tangan dan kaki, keadaan teman saya sedang tertidur dan terhentak bangun mungkin kaget karena ulah saya. Disitu saya di beri minum dan di tenangkan. Setelah mereda saya berfikir sungguh kuasa Tuhan tiada bandingannya.
Selang beberapa hari, geretak dalam hati saya ingin memperbaiki akhlak dan pemahaman agama saya lebih mendalam ada sekitar 2 minggu, saya rajin membaca buku-buku yang telah dibeli di semester ini, seperti tekhnik khitobah, filsafat islam, bahkan buku yang sepeeti novel “perpustakaan kelamin”, rajinnya membaca buku ini membawakan hal yang positif serta sedikit memberikan ketenangan, disibukkan dengan hal-hal positif memberikan dorongan ingin menjadi diri saya lebih baik. Piketmembersihkan rumah saya kebagian hari selasa dari situ awal mula mukjizat bahkan keajaiban yang mungkin tidak terbayangkan sebelumnya, malamnya saya telah melaksanakan sholat istikhoroh tidak banyak melainkan sedikit hanya 6 rakaat yang saya laksanakan, lalu membaca ayat suci al-qur’an lalu tidur kembali dan bangun untuk melaksanakan sholat subuh dan melanjutkan membaca ayat suci alqur’an, seusai itu saya bergegas untuk mengambil sapu dan melaksanakan tugas saya untuk membersihkan rumah, terhentak saya kaget karena itu masih pagi sekali bahkan baru saja matahari muncul, datang seorang wanita paruh baya, yang sudah menikah, datang danmengetuk pintu, “ assalamualaikum, neng...neng... ibu mau minta tolong!” suara rusuh dan sesak karena cape berlarian wanita itu. “iya, bu ada apa ?” jawab saya. “Ibu mau minta tolong ini tugas anak ibu ketinggalan disini, ia akan melaksanakan presentasi pagi ini jam 7, anak ibu kuliah juga neng, tapi ibu tidak mengerti bagaimana melakukannya (sambil menyodorkan laptop nya)”. “Oh iya bu silahkan, coba saya lihat, anak ibu menyimpan file nya di sebelah mana yah?”  jawab saya. Ini neng disini katanya. Oh iya siap mau di kirim via email atau apa bu?. “ Katanya suruh kirim via bbm saja neng, neng punya bbm kn?” tanya wanita itu. Iya bu saya punya, boleh minta pinnya ? iya ini silahkan. Usia mengirimkan file yang di butuhkan anaknya singkat cerita ibu itu kembali kerumahnya, dan saya melanjutkan tugas yang tadi yaitu membersihkan rumah. Eh tidak lama kemudian wanita itu datang kembali dan membawa banyak sekali jagung yang sudah matang dengan jagung yang masih muda, ibu itu berkata, “ neng, maaf ya pagi-pagi sudah merepotkan, ini ibu punya sedikit jagung, terimakasih yah sudah membantu maaf jagungnya sedikit tapi semoga barokah bwt neng di makan”. Dengan kebingungan saya terdiam sejenak dan berkata “ bu, udah gak papa saya ikhlas dan tdak merasakan di repotkan, sebelumnya ini makasih jagungnya”.
Dari kejadian itu saya berfikir, oh Tuhan ini rezeqimu, rezeqi yang mungkin takkan aku pernah sangka, kebaikkan dan usaha serta doa ku kini kau memperlihatkannya dengan kebaikan ku, engkau berikan aku rezeqi tanpa di duga. Saya bersyukur dan alhamdulilah saya merasa bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan pertolongan. Hari demi hari sudah terlewati entah hari apa itu wanita paruh baya yang telah memeberikan jagung datang lagi ke kostan, dan mengetuk pintu “tokk..tok..tokk, assalamualaikum neng, ini ibu.” Ia berkata. Saya membuka pintu dan ia menyodorkan sebuah makanan yang berisikan nasi kuning, daging mentimun dll. Ternyata ia telah melaksanakn sebuah pengajian dan memeberikan sedikit makanannya kepada saya. Ia sangat baik dan sangat ingat kepada saya bahkan tahu nama saya.
Kebaikan dan kerja keras serta doa lah yang menjadikan hal postif dalam pikiran kita yang menjadikan Allah sangat menyayangi serta melindungi kita, laksanakan perintah Allh dan jauhi larangannya karena dengan itu Allah akan memberikan apa yang kita inginkan  dan selalu bersyukur lah atas apa yang kita dapat, jangan berburuk sangka dan tetap semangat dalam menjalani hidup.

Kamis, 29 Oktober 2015

Pengajian Ibu-Ibu Semakin Meningkat

DAKWAHPOS.COM, Bandung—Jum’at,23 Oktober 2015 Masjid Baetut Taqwa melangsungkan pengajian dengan pembukaan doa majelis serta gumaman sholawat-sholawat nabi dan acara-acara yang lain, berselang beberapa meniit saja ibu-ibu yang baru duduk tidak lama satu persatu silih berganti keluar untuk mangambil wudhhu dan melangsungkan sholat isya berjamaah yang di Imam mi oleh salah satu ustadz tetua di Cileunca, Jumdia namanya.
Ketika adzan isya berkumandang ibu-ibupun sholat berjamaah, setelah itu mereka melaksanakan shlat sunat-sunat yang lain nya ,serta mengaji bersama dan mendalami pemahaman-pemahaman tentang keagamaan, baik dalam hal rumah tangga, maupun tentang kewanitaan.
“Disini sangat senang bisa mengaji bersama serta sangat senang bisa berbagi apa yang menjadi saya keluhkan”,ujar Minah. Salah satu tokoh jamaah masjid Baetut Taqwa. Acara pengajian berlangsung khidmat.
Pukul 21:10 WIB  berakhir dan di tutup Oeh dzikir serta Do’a tutup majelis.

Minggu, 25 Oktober 2015

LantunanAyat Al-Qur’an Usia Dini



Bandung—08 Oktober 2015, anak-anak usia dini mulai bersemangat teguh dengan niat yang mulia dan senyuman yang bergembira, mereka jalan menuju Masjid Baetut Taqwa sekitar pukul 14.00 – 15.05 WIB dengan di dampingi orangtuanya.
Dalam kegiatannya ia di ajarkan bagaimana cara membaca Al-Quran dengan baik&benar. “Mulai dari panjang pendeknya membaca Al-Quran, Bagaimana itu tajwid,bagaimana proses wudhu (praktik dan bacaannya) dll” ucapApongToyibah, iasalah satu guru mengaji di masjid itu.
Dalam masjid Baetut Taqwa, keramaian dan lantunan Al-quran oleh anak-anakselalu menjadi hangat, menjadi hidup dan sangatlah bermanfaat.Selain dari pengajian anak-anak ada juga pengajian ibu-ibu.Setiap harinya anak-anak di beritugas untuk selalu membaca menulis serta menghafalkan satu hari satu surat-surat pendek.