Senin, 02 Mei 2016

Catatan Ku



Kasih Seorang Ibu

Saya seorang wanita yang belum menikah, melainkan seorang wanita yang masih single dan menuntut ilmu di salah satu universitas di Bandung saya terlahir dari seorang ibu asli sunda. Awal cerita saya seperti ini, kelulusan SMA telah di umumkan dan perjalanan saya masih bingung entah harus kemana, tidak memikirka ingin kuliah akan tetapi dalam benak saya ingin bekerja,bekerja, dan bekerja untuk mendapatkan uang setidaknya dapat memeberi kan sedikit rezeki hasil kerringat saya sendiri kepada orang tua.
Selang beberapa minggu libur telah tiba dan entah harus apa yang harus saya lakukan, bingung dan hanya diam saja dirumah. Pada saat itu saya jatuh sakit karena adanya gangguan dalam tenggorokan saya yang dapat menghambat segalanya. Makan sakit minum perih dan berbicara pun enggan.
Pada suatu hari ibu datang dari Pangandaran ke Cikalongwetan tepatnya ke Cileunca, bukan untuk menjenguk karena tidak tahu anaknya sedang sakit, melainkan untuk mengajak saya ke Bandung untuk pendaftaran Kuliah.
Ibu, ya beliau lah wanita yang melahirkan saya, melahirkan anak yang mungkin ia harpkan untuk menjadi sholehah namun kenyataannya jauh dari kata itu, maafkan aku ibu, aku hanya anak yang pembangkang, tersirat dalam benakku seperti itu. Betapa Rindu nya aku kepada Ibu.
Awal pembicaraan kita tepat di ruang tamu, ibu menjelaskan rincian semuanya, pertama saya menolak untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, namun saya berfikir kenapa tidak, ibu sudah susah payah, cape, dan “ngajugjug” dari Pangandaran demi seorang anaknya yang ingin melihat anaknya sukses. Hanya ada waktu dua hari saya di rumah, lepas dua hari saya ke Bandung dan itu adalah awal bulan puasa, saya di antar ibu untuk melakukan kegiatan Bimtes sebelum tes mandiri yang sesungguhnya. Tepat 3 hari saya menginap di salah satu ponpes di Cibiru hilir. Tibalah saatnya Tes Jalur Mandiri untuk masuk perguruan di UIN, ya seperti itu ibu pasti ada di belakang saya, ibu yang mengantar saya kesana kemari dan menunggu saya sampai beres tes, hari pertama,hari kedua, hingga hari ketiga saya di temaninya hingga Ashar.
Singkat cerita, tes pun telah berakhir dan kini hasil pengumuman pun telah ada, Alhamdulillah saya lulu, ketika saya melihat tulisan itu di handphone karena via web pengumumannya. Entah perasaan apa ini senang, atau kecewa kah saya lulus tapi saya alhamdulillah. Saya mengabari ibu kembali dan ibu pun sangat amat senang dengan apa yang saya usahakan karena inilah kemauan ibu, ibu ingin saya melanjutkan di universitas inin, yang ingin melihat saya menjadi sosok wanita yang berbudi pekerti luhur berakidah sopan santun serta taat pada orangtua, agama, dan nusa bangsa nya.
Tanggal pengembalian berkas pun datang, entah tanggal berapa itu saya kembali lagi ke Kampus dan disitulah saya mengembalikkan berkas serta memilih mau masuk jurusan apakah saya dan tentunya saya kebingungan karena dalam benak saya, hanyalah kerja. Kini ibu yang menentukan, ibu memilihkan saya jurusan yang berbasic islam banget yaitu suatu jurusan yang ada penyiarannya tentunya penyiaran islam. Ibu,ibu,ibu, kasih sayangnya yang tak gentar oleh apapun yang ingin melihat anaknya lebih baik dari nya, yang ingin melihat anaknya di hargai oleh orang lain, dan ingin melihat anaknya Bahagia. Hingga saat ini saya duduk di bangku perkuliahan atas kerja keras beliau.
Jadi, sayangi setiap ibu, hargai setiap kerja kerasnya, dan berdoa lah kepada-Nya untuk memberikan kesehatan selalu untuk ibu dimanapun yang masih ada. Dan berikanlah kiriman Do’a untuk ia tenang di alam sana dan di dekatkan serta di lapangkan kuburnya untuk ibu dimanapun yang sudah tiada.
Salam Rindu, anakmu...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar